KONSEP ILMU SEJARAH PUNDEN BERUNDAK, CANDI BOROBUDUR, DAN MASJID MENARA KUDUS
Konsep ilmu sejarah meliputi ruang, waktu kronologis, diakronik, dan sinkronik. Yang dimaksud ruang disini adalah tempat dimana suatu kejadian terjadi yang sebagai bukti dalam sejarah dan waktu kronologis adalah catatan catatan atau rangkaian peristiwa yang diurutkan sesuai dengan waktu kejadiannya. Sedangkan pengertian diakronik dan sinkronik adalah sebagai berikut.
- Diakronik adalah berpikir secara kronologis dalam menganalisa suatu peristiwa sejarah.
- Sinkronik adalah kajian peristiwa sejarah dengan segala aspeknya secara mendalam
Sebagai contoh konsep ilmu sejarah saya akan menerangkan dengan bangunan bangunan sejarah, yaitu Punden Berundak, Candi Borobudur, dan Masjid Menara Kudus.
KONSEP RUANG
- Punden Berundak
Punden Berundak berkembang meliputi Jawa Timur, Bali, Sulawesi Selatan, Sumatera Selatan, dan Nias. Di daerah Pasemah, Sumatera Selatan, Dr haris Sukendar mengenal jenis “kubur berundak” paduan punden berundak dan kubur pra-Islam. Di Nias, bangunan berundak dan menhir masih digunakan. Situs zaman Klasik Akhir berdasarkan punden berundak juga ditemukan disejumlah gunung di Jawa, meliputi Lawu, Muria, Penanggungan, Arjuna, Welirang, dan Argapura. Hampir semua contoh ini digunakan antara tahun 1.000 dan 1.500 M. Dr. Hariani Santiko yang mempertanyakan kemungkinan bangunan ini berakar pada zaman prasejarah mengusulkan bahwa bangunan tersebut justru merupakan lambing gunung Semeru. Kemungkinan menyesuaikan penafsiran tersebut ada; bagi orang Jawa, gunung Semeru dapat secara mudah dihubungkan dalam kepercayaan purba pada gunung keramat.
- Candi Borobudur
- Masjid Menara Kudus
No comments:
Post a Comment